Minggu, 23 Desember 2012

laporan praktikum lab. kimia titik didih larutan


                                                       BAB I                                                      

PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Titik didih adalah suhu dimana cairan mendidih, dimana tekanan uap sebuah zat cair sama dengan tekanan eksternal yang dialami cairan. Larutan dapat dibagi menjadi dua berdasarkan nilai titik didih zat terlarut. Pertama adalah titik didih zat terlarut lebih kecil daripada pelarutnya sehingga zat terlarut lebih mudah menguap. Yang kedua adalah zat terlarut lebih besar daripada pelarutnya dan jika dipanaskan pelarut lebih dulu menguap. Kenaikan titik didih larutan bergantung pada jenis zat terlarutnya. Dalam dunia industri, kenaikan titik didih sangat diperlukan pemahaman mengenai kenaikan titik didih. Banyak kegiatan industri yang menerapkan ilmu kenaikan titik didih. Oleh karena itu penting untuk melakukan percobaan ini untuk meningkatkan pemahaman mengenai kenaikan titik didih untuk diterapkan di dunia industri.

1.2 Rumusan Masalah

1.      Bagaimana pengaruh  titik didih larutan setelah penambahan zat terlarut?
2.      Bagaimana cara mengetahui proses terjadinya kenaikan titik didih ?

1.3 Tujuan Percobaan

·         Mengetahui pengaruh titik didih larutan setelah penambahan zat terlarut.
·         Mengetahui Proses terjadinya kenaikan titik didih.
                                                                             






BAB II
DASAR TEORI

2.1 Definisi

Titik didih suatu zat adalah suhu yang tekanan uap jenuhnya samadengan tekanan di atas permukaan zat cair. Bila tekanan uap sama dengan tekanan luar atau tekanan diatas permukaan zat cair , mulai terbentuk gelembung-gelembung uap dalam cairan. Karena tekanan uap dalam gelembung sama dengan
tekanan udara, maka gelembung itu dapat mendorong diri lewat permukaan dan bergerak ke fasa gas diatas cairan,sehingga cairan tersebut mendidih. Titik didih suatu zat cair dipengaruhioleh tekanan udara, artinya makin besar tekanan udara makin besar pulatitik didih zat cair tersebut , begitu juga sebaliknya semakin rendahtekanan udara , maka semakin rendah titik didih. Pada tekanan dantemperatur udara standar(76 cmHg, 25ºC) titik didih air sebesar 100ºC.
Selain itu, titik didih juga dapat diartikan temperatur dimana tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer. Selama gelembung terbentuk dalam cairan, berarti selama cairan mendidih, tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer, karena tekanan uap adalah konstan maka suhu dan cairan yang mendidih akan tetap sama. Penambahan kecepatan panas yang diberikan pada cairan yang mendidih hanya menyebabkan terbentuknya gelembung uap air lebih cepat. Cairan akan lebih cepat mendidih, tapi suhu didih tidak naik. Jelas bahwa titik didih cairan tergantung dari besarnya tekanan atmosfer.
Titik didih merupakan satu sifat lagi yang dapat digunakan untuk memperkirakan secara tak langsung berapa kuatnya gaya tarik antara molekul dalam cairan. Cairan yang gaya tarik antar molekulnya kuat, titik didihnya tinggi dan sebaliknya bila gaya tarik lemah, titik didihnya rendah.
Pendidihan merupakan hal yang sangat khusus dari penguapan. Pendidihan adalah pelepasan cairan dari tempat terbuka ke fase uap. Suatu cairan dikatakan mendidih pada titik didihnya, yaitu bila suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan atmosfer sekitarnya. Pada titik didih, tekanan uap cairan cukup besar sehingga atmosfer dapat diatasi hingga gelembung uap dapat terbentuk dipermukaan cairan yang diikuti penguapan yang terjadi di setiap titik dalam cairan. Pada umumnya, molekul dapat menguap bila dua persyaratan dipenuhi, yaitu molekul harus cukup tenaga kinetik dan harus cukup dekat dengan batas antara cairan-uap.
Bila dalam larutan biner, komponen suatu mudah menguap (volatile) dan komponen lain sukar menguap (non volatile), makin rendah. Dengan adanya zat terlarut tekanan uap pelarut akan berkurang dan ini mengakibatkan kenaikan titik didih, penurunan titik beku dan tekanan uap osmose. Keempat sifat ini hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut dan tidak ditentukan oleh jenis zat terlarut. Seperti telah disebutkan, sifat-sifat ini disebut sifat koligatif larutan. Adanya zat terlarut (solute) yang sukar menguap (non volatile), tekanan uap dari larutan turun dan ini akan menyebabkan titik didih larutan lebih tinggi dari pada titik didih pelarutnya. Ini disebabkan karena untuk mendidih, tekanan uap larutan sama dengan tekanan udara dan untuk temperatur harus lebih tinggi.

2.2 Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari

1.            Jika kita memasak air tentu akan mendidih pada suhu 100°C, namun jika kita masukkan garamke dalamnya terjadi perubahan suhu mendidihnya. Dalam hal ini tentunya akan terjadipenambahan energi tidak hanya untuk meningkatkan suhu air, namun juga untukmeningkatkan suhu garam.Garam juga berguna di daerah bersalju, karena garam bisamencairkan salju dan es. Itu terjadi karena tercampurnya zat pelarut dan zat terlarut tidakhanya mengubah sifat kimia tetapi juga mengubah sifat fisika.Sifat-sifat ini muncul karenakeberadaan partikel-partikel zat terlarut.Kesimpulan:Bercampurnya zat terlarut dengan pelarut tidak hanya memberikan perubahan sifat kimianamun juga perubahan sifat fisika
2.            Penggunaan minyak pada percobaan ini untuk memanaskan larutan, selain itu agar kenaikan titik didih mudah diamati karena raksa pada termometer naik secara perlahan. Penggunaan batu didih adalah agarmudah mengamati kalau larutan sudah mendidih dengan tanda gelembung yang keluar disekitar batu didih. Suatu larutan dikatakan mendidih pada titik didihnya bila berada pada suhu dimana tekanan uap larutan sama dengan tekanan atmosfer. Menurut teori diketahui bahwa titik didih NaCl adalah 1465oK, sehingga dapat dilihat bahwa NaCl memiliki titik didih lebih tinggi dari akuades (titik didih akuades : 373oK). Dari hasil pengamatan titik didih larutan <100oC disebabkan kadar kemurnian NaCl yang tercampur dalam larutan sudah berkurang sehingga Tb larutan atau titik didih larutan tersebut tidak mencapai 100oC.


BAB III
METODE PENELITIAN

 

3.1 Alat dan Bahan

·         Gelas kimia
·         Gelas ukur
·         Pemanas spirtus
·         Termometer
·         Neraca
·         Air suling
·         Garam
·         Gula

3.2 Langkah Percobaan

1.      Masukkan masing-masing 50 ml air suling kedalam 3 gelas kimia
2.      Gelas kimia pertama langsung dididihkan dan catat suhu pada saat air mendidih
3.      Gelas kimia kedua tambahkan 10 gr garam, kemudian didihkan dan catat suhu pada saat mendidih
4.      Gelas kimia ketiga tambahkan 10 gr gula, kemudian didihklan dan catat suhu pada saat mendidih.









BAB IV
 DATA DAN ANALISIS

 

4.1 Data

No
Zat Terlarut
Suhu
1
50ml Air suling
95oC
2
50ml Air suling + 10gram garam
94oC
3
50ml Air suling + 10gram gula
91oC

4.2 Analisis Data

Dari data diatas, bahwa larutan air suling memiliki titik didih tertinggi yakni 95oC. Namun, air suling yang ditambahkan garam memliki titik didih 94oC. Disisi lain, air suling yang ditambahkan larutan gula memiliki titik didih terendah 91oC. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penambahan zat terlarut berpengaruh terhadap tinggi-rendahnya titik didih. Adanya penambahan zat terlarut tersebut dapat menurunkan titik didihnya. Dapat dilihat bahwa, larutan air suling memiliki titik didih tertinggi.









BAB V
 PENUTUP

5.1 Simpulan

1.      Titik didih suatu zat cair dipengaruhioleh tekanan udara, artinya makin besar tekanan udara makin besar pulatitik didih zat cair tersebut , begitu juga sebaliknya semakin rendahtekanan udara , maka semakin rendah titik didih. Pada tekanan dan temperature udara standar (76 cmHg, 25ºC) titik didih sebesar 100ºC.
2.      Semakin besar kemolalan maka titik didihnya semakin tinggi (kenaikan titik didih semakin besar ).
3.      Larutan elektrolit (NaCl) mempunyai titik didih yang lebih tinggi dibandingkan larutan non elektrolit / urea ( CO (NH2)2.
                       

1 komentar:

Nathan Bulang mengatakan...

thanks,,,

Posting Komentar

Template by:
Free Blog Templates